Kamis, 15 Maret 2012

Radiatur Rahmah, Fasilitator Keuangan PNPM MPd Kabupaten Bima


Jatuh Cinta dengan Dunia Pemberdayaan



Terjun di dunia pemberdayaan masyarakat, belum pernah dibayangkan sebelumnya. Tidak mudah pula melakoni, bagaimana menggerakkan masyarakat untuk bisa berdaya. Namun, sikap total dalam melakoni pekerjaan membuat sosok Radiatur Rahma, justru kian jatuh cinta.


Rahma begitu ia akrab disapa dikalangan rekan-rekannya, menamatkan pendidikan sarjananya  tahun 1996 di Universitas 45 Mataram. Ibu dua anak ini mulai terjun di dunia pemberdayaan masyarakat, ketika masuk dalam program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) setamat kuliah dengan gelar sarjana perikanan.
Disinilah titik dimana benih kecintaannya pada dunia pemberdayaan tumbuh. Berinteraksi dengan masyarakat seolah menjadi seni tersendiri. Meski tak gampang, namun tantangan ini berusaha ditaklukkannya. Prinsipnya bekerja total inilah yang membuatnya meniti karir, hingga dipercaya menjadi Fasilitator Kauangan PNPM MPd Kabupaten Bima. “Menjadi pemberdaya itu, tidak boleh menutup diri. Siapapun harus disapa. Tidak usah berfikir susah, namun tetap optimis, pasti bisa,” ujarnya.
Rahma bergabung dengan PNPM tahun 2003. Awalnya 2001 mendapat informasi ada pembukaan pendaftaran PNPM di Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu. Proses seleksi cukup panjang, Juni 2002 setelah dinyatakan lulus administrasi, Juli mengikuti tes wawancara. Barulah pada Juni 2003 pengumuman kelulusan, saat itu ada ribuan pelamar, sekitar 40 saja yang diterima, termasuk ia.
Saat itu di PNPM menjabat sebagai Fasilitator Kecamatan. Kini sekitar Sembilan tahun bergabung di PNPM. Dia mengaku kadang ada rasa jenuh mendera, keinginan untuk mengundurkan diri kerap kali terbersit. Namun selalu ada yang membuatnya mengurungkan niat dan tetap bertahan, yakni kesukaannya akan tantangan. “Titik jenuh pasti ada. Tapi tiap kali ingin keluar, ada saja hal menarik untuk tetap bertahan,” ungkap ibu dari Rizkan Nadiyah dan Agnia Khuatul Ilmi ini.
Apapun pekerjaan itu, kata dia, jika dilakoni dengan kesungguhan, maka pasti bisa dilakukan. Tak ada hal yang sulit jika kemauan itu ada. Kepercayaan adalah kunci lain yang dipegangnya secara teguh. “Godaan dalam pekerjaan selalu ada, seperti tawaran dari suplayer. Namun prinsip saya berpegang pada kode etik dan tidak melanggarnya,” ujarnya.
Dalam hal prinsip ini, Rahma punya pengalaman sendiri. Saat menjadi fasilitator di Dompu, pernah memfasilitasi pelelangan di Desa Melaju Kecamatan Kilo. Sistim lelang di PNPM berbeda dengan lainnya. Peluang untuk bermain sangat diminimalisir, karena keputusan tertinggi ada pada masyarakat.
Namun saat itu, keputusan yang dihasilkan oleh masyarakat terhadap proses pelelangan, bertentangan dengan aturan PNPM. Rahma pun menyatakan ketidaksetujuannya dan berpegang taguh pada aturan yang ada. Sikapnya itu, rupanya direaksi oleh masyarakat yang hadir, bahkan sempat ditarik hingga keluar dari kantor desa. “Karena saat itu saya berpegang pada aturan yang ada pada PNPM, meskipun keputusan tertinggi ada pada warga, namun karena tidak sesuai aturan yang ada, maka saya tolak,” ujar istri dari Didi Askariadin ini.
Pengalaman lainnya, kata dia, adalah ketika hamil delapan bulan. Di Desa Sondo Kecamatan Monta, ada indikasi penyelewengan dana TPK. Dia diminta untuk ikut mengaudit. Rupanya sebelum itu, masyarakat telah mengaudit sendiri dengan BKAD, sehingga tidak menerima kehadiran mereka.
Keributan bahkan sempat terjadi. Berkas yang dipeganggnya ditarik. Ada yang sampai menyelamatkan diri, hingga tinggallah sendiri. Suasana itu sempat membuatnya ciut, apalagi dengan kondisi hamil besar. “Prinsip saya adalah melakukan yang benar. Jika tidak menerima, maka harus siap menanggung resiko sendiri,” katanya.
Rahma bersyukur memiliki suami yang memahami profesinya. Apalagi kerap dalam menjalankan tugas hingga meninggalkan keluarga sampai dua minggu. Namun komunikasi tetap dijalin, termasuk dengan buah hatinya. Keberadaan hanphone sangat membantu untuk tetap  berkomunikasi dengan keluarga. “Kalau anak saya ulang tahun,  saya pastikan harus bisa hadir,” ungkapnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar